Mahfud MD sebut banyak suami korupsi karena tuntutan istri - 'Bias gender dan menyederhanakan kejaha

20 Desember 2023

Pernyataan calon wakil presiden (cawapres) Mahfud MD yang menyebut tuntutan istri menyebabkan banyak suami korupsi, menurut aktivis anti-korupsi, seakan-akan menyederhanakan kenapa kejahatan luar biasa itu terjadi.

Selain itu, aktivis perempuan menyebut pernyataan Mahfud juga bias gender dan menempatkan perempuan seperti sebagai pihak yang paling bersalah.

“Perempuan digambarkan sebagai garda terdepan untuk melindungi moral masyarakat, sehingga apapun yang negatif merupakan andil dari kegagalan perempuan dalam menjalankan perannya sebagai pendidik,” kata Komisioner Komnas Perempuan Siti Aminah Tardi, Selasa (19/12).

Sebelumnya, saat menghadiri acara Halakah Kebangsaan dan Pelantikan Majelis Dzikir Al Wasilah di Kota Padang, Sumatra Barat, Minggu (17/12) Mahfud mengatakan bahwa banyak suami koruptor yang dipenjara karena tuntutan istri mereka.

Terkait dengan kritikan tersebut, Juru Bicara Tim Pemenangan Nasional Ganjar-Mahfud meminta masyarakat untuk melihat pernyataan Mahfud dalam konteks yang utuh, yaitu menjunjung tinggi kedudukan perempuan dan istri.

Apa isi pernyataan Mahfud?

Di hadapan ibu-ibu yang hadir di acara tersebut, Mahfud menjelaskan bahwa perempuan memiliki peran penting sebagai tiang negara.

Artinya, kata Mahfud, jika perempuan di suatu negara itu baik, maka negaranya juga akan baik, begitu juga sebaliknya.

Menurutnya, dalam beberapa kasus, terdapat suami yang terjerumus ke dalam kejahatan karena istri mereka yang tidak baik.

“Banyak koruptor-koruptor itu yang sekarang masuk penjara, karena tuntutan istrinya. Gajinya cuma Rp20 juta, belanjanya Rp50 juta, gajinya Rp2 juta, belanjanya Rp5 juta, yang dituntut dari suaminya,” kata Mahfud.

“Suami tidak punya kerjaan lain, terpaksa korupsi, ngutip sana, ngutip sini. Itu karena ibu-ibunya,” ujarnya.

Untuk itu, Mahfud menambahkan, ibu dan perempuan memiliki tugas dalam memajukan negara dan bangsa dengan cara menjadi ibu yang baik dan istri yang baik.

“Mendorong suami agar selalu berbuat baik di tempat pekerjaan. Mendidik anak agar bisa terdidik dengan baik,” kata Mahfud.

Setelah menghadiri acara itu, Mahfud kemudian menghadiri pertemuan dan pelantikan Tim Pemenangan Cabang (TPC) Ganjar-Mahfud se-Sumatra Barat, dan agenda lainnya.

Pro-kontra pernyataan Mahfud di warganet

Pernyataan Mahfud itu kemudian mendapat respon dari mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti di akun X-nya (dulu bernama Twitter).

“ Tidak selalu Pak. Justru secara statistik pelaku korupsi lebih banyak adalah laki2 ‼️‼️‼️ @mohmahfudmd“

“Ndak boleh dong Korupsi dikaitkan dengan genderism ‼️‼️‼️‼️‼️‼️‼️‼️‼️‼️‼️“

Hentikan Twitter pesan, 1Izinkan konten Twitter?

Artikel ini memuat konten yang disediakan Twitter. Kami meminta izin Anda sebelum ada yang dimunculkan mengingat situs itu mungkin menggunakan cookies dan teknologi lain. Anda dapat membaca Twitter kebijakan cookie dan kebijakan privasi sebelum menerima. Untuk melihat konten ini, pilihlah 'terima dan lanjutkan'.

Terima dan lanjutkanPeringatan: BBC tidak bertanggung jawab atas konten situs eksternal

Lompati Twitter pesan, 1

Cuitan Susi itu mendapat respon dari warganet. Akun @rongs_rong yang menuliskan “ Korupsi ga pandang gender Pak😂 apalagi di konoha ladangnya, semua berebut 😆😂🤣“

Sementara akun lain, @Candj09 menjelaskan,”Mungkin maksudnya pak @mohmahfudmd buat para istri memberi nasehat dan saran untuk ke suami agar tidak korupsi, Mungkin seperti itu, 🙏🙏🙏”

Hentikan Twitter pesan, 2Izinkan konten Twitter?

Artikel ini memuat konten yang disediakan Twitter. Kami meminta izin Anda sebelum ada yang dimunculkan mengingat situs itu mungkin menggunakan cookies dan teknologi lain. Anda dapat membaca Twitter kebijakan cookie dan kebijakan privasi sebelum menerima. Untuk melihat konten ini, pilihlah 'terima dan lanjutkan'.

Terima dan lanjutkanPeringatan: BBC tidak bertanggung jawab atas konten situs eksternal

Lompati Twitter pesan, 2

Mahfud kemudian merespon di akun X-nya dengan mengatakan bahwa pernyatannya di Padang sebenarnya adalah pujian bagi kaum ibu.

Merujuk pada agama, kata Mahfud, peran ibu sangat penting sebagai pintu surga bagi anak dan sebagai tiang negara.

Dia menambahkan bahwa seorang anak bisa mendapat surga karena lahir dan diasuh oleh sepak terjang ibu yang baik.

Hentikan Twitter pesan, 3Izinkan konten Twitter?

Artikel ini memuat konten yang disediakan Twitter. Kami meminta izin Anda sebelum ada yang dimunculkan mengingat situs itu mungkin menggunakan cookies dan teknologi lain. Anda dapat membaca Twitter kebijakan cookie dan kebijakan privasi sebelum menerima. Untuk melihat konten ini, pilihlah 'terima dan lanjutkan'.

Terima dan lanjutkanPeringatan: BBC tidak bertanggung jawab atas konten situs eksternal

Lompati Twitter pesan, 3

‘Menyederhanakan kejahatan korupsi‘ yang sistemis

Wakil Koordinator Indonesia Corruption Watch (ICW) Siti Juliantari melihat bahwa pernyataan Mahfud MD itu seakan-akan menyederhanakan praktik kejahatan luar biasa korupsi yang terjadi di Indonesia.

“Pernyataan itu ngawur dan ngaco. Korupsi ditarik malah ke ranah domestik antara istri dan suami, padahal di luar itu,“ kata Juliantari kepada BBC News Indonesia, Selasa (19/12(.

Menurut Juliantari, praktik korupsi terjadi karena ada penyalahgunaan kekuasaan untuk kepentingan pribadi yang dilakukan para koruptor.

“Misal dalam konteks pengadaan barang dan jasa, dia kemudian mengarahkan perusahaan tertentu memenangkan tender karena perusahaan itu mungkin dulunya adalah penyumbang dana kampanye. Jadi yang lebih terlihat itu pada dimensi itu,“ kata Juliantari.

Peneliti Transparency International Indonesia (TII) Izza Akbarani menjelaskan bahwa praktik korupsi di Indonesia merupakan masalah yang terstruktur, sistematis, dan masif.

Mulai dari sisi pencegahan, penegakan hukum, pengawasan, hingga sistem pemerintahan adalah pendorong terbesar tingginya tingkat korupsi di Indonesia.

“Korupsi itu terkait dengan sistem, kerakusan dari pejabat negara dan juga sistem pemerintahan dijalankan. Itu menjadi salah satu faktor mengapa negara kita paling besar tingkat korupsinya yang telah sistemis,“ kata Izza.

Sehingga menurutnya pendorong praktik korupsi bukan lah disebabkan oleh sang istri. Sebaliknya, menurut Izza, perempuan adalah kelompok yang paling rentan terpapar tindak pidana korupsi.

Baca juga:

Skor CPI Indonesia tahun 2022 merosot empat poin dari 38 menjadi 34 (dalam skala 100) di banding tahun sebelumnya dan berada di peringkat 110 dari 180 negara yang disurvei.

“Penurunan empat poin ini adalah yang paling tajam setelah reformasi. Yang artinya korupsi di Indonesia dapat dikatakan mundur jauh ke belakang, dalam sistem pemberantasan, penindakan, dan sebagainya,” kata Izza.

Penurunan itu menunjukkan bahwa strategi dan program pemberantasan korupsi tidak efektif.

Senada, peneliti Institute for Criminal Justice Reform (ICJR) Maidina Rahmawati menilai praktik korupsi di Indonesia terjadi karena sistem yang tidak memadai.

“Misalnya aku bisa elaborate dari korupsi di penegakan hukum. Apakah hukum acara dibuat akuntabel, apakah aparatnya regularly lapor kekayaan. Nah kita juga belum kriminalisasi illicit enrichment. Kompleks terjadinya dan how to respond-nya.“

“Jadi, bukan soal peran perempuan apalagi istri. Dan yang punya kewenangan juga orang tersebut, pun emang laki-laki tidak punya kemampuan logis?“ katanya.

Selain itu, Maidina mengatakan, pernyataan Mahfud yang menyebut perempuan tiang negara juga bias gender.

“Kita semua kan bertanggung jawab ke negara. Narasi-narasi kayak begitu yang seringnya jadi domestikasi perempuan. Ada gendernya tapi justru malah ada dampak gendernya,“ ujarnya.

Mengapa istri dan perempuan yang kerap disalahkan?

Komisioner Komnas Perempuan Siti Aminah Tardi mengatakan pernyataan-pernyataan yang menempatkan istri sebagai faktor utama penyebab korupsi dan bahkan menempatkan perempuan sebagai pihak yang bersalah adalah tidak tepat dan bias gender.

“Padahal laki-laki lah yang tidak mampu menahan diri dan tidak amanah dalam menjalankan kekuasannya,” kata Aminah.

Pernyataan yang menurut Aminah kerap kali menyudutkan perempuan itu tidak lepas dari adanya diskursus moral ibuisme.

“Perempuan digambarkan sebagai garda terdepan untuk melindungi moral masyarakat, sehingga apapun yang negatif terjadi di masyarakat tidak lain merupakan andil dari kegagalan perempuan dalam menjalankan perannya sebagai pendidik,” kata Aminah.

Dia menambahkan, pernyataan yang menempatkan pengaruh istri atas perilaku koruptif suami akan menyebabkan, “Kita tidak melihat faktor-faktor lainnya seperti adanya kesempatan karena lemahnya pengawasan dan penegakan hukum tindak pidana korupsi.”

Sebelumnya, pernyataan yang menyebut istri sebagai pihak bertanggung jawab terhadap perilaku korupsi suami juga diungkapkan oleh beberapa pihak.

Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Alexander Marwata pada tahun 2019 mengatakan bahwa pejabat terjerat kasus korupsi di antaranya karena didorong oleh istri mereka.

“Karena banyak suami-suami yang jatuh dalam tindak pidana korupsi itu antara lain salah satunya didorong oleh istri, ya," ujar Marwata.

Sebelumnya pada tahun 2016, mantan Komisioner KPK Basaria Panjaitan juga mengatakan bahwa perilaku hidup konsumtif istri dan sikap berfoya-foya bisa memicu suami untuk melakukan tindakan korupsi.

“Apalagi kalau kebetulan punya suami yang menduduki jabatan strategis di pemerintahan, ya bisa memungkinkan untuk mengambil sesuatu yang bukan haknya,” kata Basaria kepada wartawan di Ambon.

'Seksis dan cerminan misoginis‘

Jubir Tim Pemenangan Nasional Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, Eva Kusuma Sundari, melihat pernyataan Mahfud sebagai sikap yang bias gender, seksis dan cerminan misoginis (rasa tidak suka atas perempuan), ditambah lagi tidak berdasarkan fakta.

“Pak Mahfud harusnya bicara berdasar fakta kasus-kasus korupsi, bukan prasangka buruk terhadap perempuan. Apa ada riset yang menyatakan bahwa pelaku didorong oleh rongrongan perempuan terutama para istri mereka? Stop menyebar kebencian terhadap perempuan dan istri,“ kata Eva dalam keterangannya kepada BBC News Indonesia, Selasa (19/12).

Eva menambahkan, banyak pelaku korupsi mayoritas adalah laki-laki karena mereka yang mendominasi posisi strategis.

“Perempuan bukan pelaku dan bahkan korban laki-laki yang korup tetapi kemudian disalahkan. Laki-laki, yang korup itu ya karena salahnya laki-laki sendiri: lemah iman, pengecut lagi (menyalahkan istri) padahal korupsi kebanyakan motifnya keserakahan misalnya atas harta, tahta, wanita,” tegas Eva.

“Ketika gagal kok tidak tanggung jawab dan malah cari kambing hitam? Yang punya kesempatan dan desire to corrupt itu ya laki-laki, bukan perempuan,” jawab Eva.

Bukan soal gender tapi relasi dalam keluarga

Terkait dengan kritikan tersebut, Juru Bicara Tim Pemenangan Nasional Ganjar-Mahfud, Ratu Nabila menjelaskan bahwa apa yang disampaikan Mahfud adalah pesan untuk mengingatkan para perempuan, khususnya ibu rumah tangga (IRT), yang memiliki kedudukan sangat tinggi.

“Menjadi seorang wanita, seorang ibu, harus memiliki kesadaran yang tinggi, yang bisa membawa keluarganya ke arah yang baik. Memang ini adalah untuk mengingatkan, bukan untuk menghujat,“ kata Ratu.

Senada, Jubir Ganjar-Mahfud, Guntur Romli, mengatakan apa yang diungkap Mahfud harus dilihat dalam konteks yang utuh dan lokasi dimana dia berucap.

“Kalau konteks tempat di Sumbar yang menjunjung tinggi adat basandi syarak, bahwa dalam ajaran Islam, perempuan disebut separuh dari masyarakat, kalau dia baik, maka baik, kalau buruk, maka buruk,“ kata Guntur.

“Pak Mahfud memberikan contoh perempuan dan ibu-ibu yang bisa masukkan ke surga. Juga memberikan contoh yang bisa masuk neraka, misalnya godaan dan tuntutan-tuntutan istri yang bikin suaminya korupsi. Salah satu sebab korupsi, karena gaya hidup yang tinggi, 'pasak lebih besar dari tiang'.“

Untuk itu, Guntur menegaskan bahwa pernyataan Mahfud itu bukan soal gender, melainkan mengenai relasi dalam keluarga.

“Suami atau laki-laki korupsi bukan karena soal gendernya, tapi relasi dalam keluarga itu bisa berpotensi ke korupsi."

"Pak Mahfud malah menjunjung tinggi peran perempuan atau istri dalam keluarga, kalau baik ya bisa baik, kalau buruk ya bisa celaka,” kata Guntur.

ncG1vNJzZmivp6x7o67CZ5qopV%2Beu6W7zZ6qoplflr%2B1tcKlnKxnk2aBurDJsm5uqpyk